Sabtu, 24 Oktober 2009

what is happiness ?


We convince ourselves that life will be better after we get married, have a baby, then another. Then we are frustrated that the kids aren’t old enough and we’ll be more content when they are. After that we’re frustrated that we have teen-agers to deal with. We will certainly be happy when they are out of that stage. We tell ourselves that our life will be complete when our spouse gets his or her act together, when we get a nicer car, are able to go on a nice vacation, when we retire. The truth is, there’s no better time to be happy than right now. If not now, when?
Your life will always be filled with challenges. It’s best to admit this to yourself and decide to be happy anyway. One of my favourite quotes from Alfred D’Souza. Ha said, “For a long time it had seemed to me that life was about to begin—Real Life. But they was always some abstacle in the way, something to be gotten through first, some unfinished business, time to be served, a debt to be paid. Then life would begin. At last it dawned on me that these obstacles were in my life.”
This perspective has helped me see that there is no way to happiness. Hapiness is the way. So, treasure every moment that you have. And treasure it more because you shared it with someone special, special enough to spend your time with… and remember that time waits for no one!!!

So Stop waiting until you finish school, until you go back to school, until you lose 10 pounds, until you have kids, until your kids leave the house, until you start work, unitl you retire, until you get married, until you get divorced, until Friday night, until Sunday morning, until you get a new car or home, until your car or home is paid off, until spring, until summer, until when??? Until you got no more chance to decide that there is no…
Better time than right now to be happy.

Happiness is a journey, not a destination.

Selasa, 20 Oktober 2009

Moonlight Waltz


.. Pertama aku bakal jelasin dulu awal ketertarikan aku pada teenlit ini. Saat maen ke situs gagas di gagasmedia.net aku langsung kecantol pada sidebar gagas yang memampang buku-buku baru. Mata aku tertuju tajam pada buku yang penuh dengan latar putih (cover-nya ) ini, yang menempatkan satu piano dengan warna-warni not-nya. Covernya membawa kesan jauh dari cover teenlit-teenlit yang pernah ada. Penasaran aku mulai muncul saat aku baca tuh sinopsisnya. Wah, mesti dibaca nih! Pikir aku saat itu.
Aku dapetin buku ini seperti buku-buku gagas lainnya. belinya waktu lagi jalan sama ve *bestfriend laa :D Wah saat buka lembaran-lembaran pertama kupikir ceritanya bakal sedikit rumit tapi… setelah bab II hingga beberapa bab berikutnya ceritanya nggak ribet. Bahkan aku harus katakan ceritanya cukup sederhana, tentang story; persahabatan, cinta, cita-cita–seperti cerita cinta yang udah bisa diterka deh. Tapi–buku ini menunjukan sudut pandang yang berbeda. Ada hal-hal yang perlu kamu tahu di balik cerita cinta yang kayaknya ‘klasik’ ini.

Kisah di dalam karya Fenny Wong ini dimulai ketika Arlin kepaksa mengikuti kemauan adiknya (Dora) yang sudah terlanjur membeli 2 tiket konser Brunhilde Zimmermann saat liburan kenaikan kelas. Di tempat konser Brunhilde Zimmermann dia bertemu teman satu angkatannya Aldo–yang kebetulan menjadi pianis pembuka. Perkenalan mereka di konser musik itu, membawa cerita tersendiri hingga keduanya solid dalam titik persahabatan.

Selama setahun menjalin persahabatan dengan Aldo, muncul Liora di antara mereka. Arlin menjadi sedikit jengah dengan kehadiraan Liora begitu saja, yang masuk kedalam kehidupan Aldo dengan mulus, sehingga rasanya posisi Arlin agak ‘tersingkir.’ Mereka terlibat cinta khas anak muda… pokoknya enak dibaca. Trus kamu nggak perlu melihat keruwetan cerita soalnya Fenny pintar banget mengolah kata-katanya, hingga konflik per konflik menjadi renyah untuk dibaca. Dan satu hal lagi ceritanya, begitu singkat dan nggak bertele-tele.

Sayangnya ada beberapa tulisan yang aku sendiri pun nggak mengerti; Pertama, pada halaman 149 dan dan 151, aku sempat baca berluang-ulang dua halaman itu hingga memaksa aku membaca dari awal lagi tuh novel, masalahnya dalam dua halaman itu nggak menjelaskan alasan yang jelas kenapa sampai seminggu ini Liora nggak masuk sekolah. (atau kemungkinan besar aku nggak jeli membacanya… semoga aku yang salah nilai deh.) Yang kedua, aku harus bolak-balik lembaran-lembaran Moonligt Waltz lagi untuk mengetahui udah berapa kali si Liora dan Aldo menjalin hubungan… untung aku baca ulang, jadi nggak pusing. Trus yang ketiga, ceritanya begitu to the point!

Pokoknya ‘Moonlight Waltz, simpel, ringan, enak, renyah seperti Popcorn, namun menyedihkan.

Bagian ending-nya meski nggak tajem bener, tapi cukup mengesankan. Sempat sih nggak nyangka ada endingnya kayak gini. Di situ juga kamu bisa tahu apa itu ‘Moonlight Waltz’…

Keunggulannya, Fenny mengangkat cerita sederhana dengan gaya penuturan yang berbeda. Ceritanya nggak seribet dibayangkan. Buat kamu penyuka buku yang ringan atau dapat sekali baca dalam sehari atau juga… yang suka dengan buku yang enak dibawa kemana aja, inilah novelnya. Nggak ribet, nggak perlu maksa otak lo ikut mikir namun endingnya seperti Kejutan. Untuk yang mau beli nih buku, coba deh baca dulu sinopsis-nya…


=============================================================
sinopsisnya ..





Pandangan arlin terhadap piano berubah sejak Dora—adiknya—mengajaknya nonton konser Brunhilde Zimmermann, pianis terkenal asal Jerman di Sabuga. Saat itu, alunan permainan piano dari Aldo—teman sekelas Arlin di sekolah—yang menjadi guest pianist di acara tersebut tanpa sengaja ‘menyihir’ Arlin.

Sejak perkenalan itulah, hubungan Arlin dan aldo semakin erat dan berbuah persahabatan. Meski Aldo adalah anak yang susah ditebak, namun satu hal yang bisa dipastikan oleh Arlin, ia seorang pekerja keras sejati. Aldo rela mengorbankan apa saja demi sesuatu yang disukainya.

Meski sudah setahun mereka menjadi sepasang sahabat, tapi banyak hal yang belum diketahui Arlin tentang Aldo. Termasuk tentang Liora, cewek kalem yang belakangan baru diketahui adalah mantannya Aldo.

Keberadaan Liora ternyata jauh dari bayangan Arlin. Liora bukan hanya sekadar mantan yang mudah dilupakan begitu saja. Tetapi, Liora adalah cewek yang selalu ada di hati Aldo. Meski Aldo sering kali menolak keberadaan rasa cintanya terhadap Liora, namun sorot mata Aldo tidak bisa berbohong.

Hal inilah yang menjadi awal kegundahan Arlin terhadap Aldo dan tentunya Liora. Cewek ini berhasil mendapatkan perhatian istimewa dari Aldo. Arlin merasa terusik dengan hadirnya Liora. Tidak hanya itu, Arlin juga merasa tidak bisa lagi berduaan dengan Aldo. Selalu saja ada Liora di antara mereka, meski keberadaan Liora hanya sebatas dalam hati Aldo.

Kisah persahabatan Arlin dan Aldo seketika berubah menjadi sebuah dilema. Arlin merasa ikatan yang ada di antara Aldo dan Liora begitu kuat. Sesuatu yang menyatukan mereka tak akan menghilangkan cinta di antara mereka. Sanggupkah Arlin melewati ikatan di antara Aldo dan Liora?

======================================================


inspirational .. KONSER


.. KONSER .. novel ini adalah novel pertama yang aku beli dan aku baca sampai bener-bener selesai .wkwk
karena sebelumnya aku ga suka baca novel .terlalu ribet .
tapi ,waktu lagi jalan ke Gramedia .. awalnya ni buku biasa aja tapi, lama2 tertarik juga sama novel ini, karena covernya gambar piano ..hhe *yaa tapi aku nggak terlalu fanatik dengan piano.eaaeea sampe akhirnya aku bener-bener pengen baca ini novel ..akhirnya aku beli deh !
novel ini karangan Meiliana K. Tansri dan diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama ..





.. sinopsisnya ..

Fajar, pianis andalan Simfoni Bintang, sangat berambisi mengadakan konser tunggal. Sayangnya, dari segi finansial sangat tidak mungkin. Karena itu dia merasa seperti mendapat durian jatuh ketika Elise, putri seorang konglomerat, jatuh cinta padanya. Mereka pun menikah: Elise yang mencintainya dengan sangat tulus, Fajar yang berharap mertuanya akan membiayai konsernya.

Namun skenario Tuhan berjalan ke arah lain. Setelah menikah, Fajar menemukan cinta sejatinya di orkestra tempatnya bekerja. Gadis belia itu, Kirana, datang dengan keluguannya yang memesona, dengan gesekan biolanya yang menjadikannya bintang simfoni sekelas Fajar dalam sekejap.

Fajar pun bimbang, dia ingin meninggalkan istrinya, melupakan konser yang sudah di ambang mata, demi mengejar cintanya pada Kirana. Namun Elise tahu dan tidak rela melepas suaminya. Dia bertekad mempertahankan rumah tangganya, walaupun berarti mengorbankan nyawanya sendiri....

==============================================================================

segini aja ya sinopsisnyaa ...selanjutnya baca sendiri deh :p
beli sono di gramedia ..weekk~~

==============================================================================




Minggu, 11 Oktober 2009

ClassiChrisye at Night



Pada tanggal 12 Oktober 2009 ini, Addie MS bersama Twilite Orchestra, bekerjasama dengan Merah Putih Showbiz, akan menggelar sebuah konser musik berjudul “CLASSIC CHRISYE

*kalau aja besok aku ga ada Ujian Tengah Semester .. pasti aku bakal nonton :( huaaa



Pertunjukan yang akan digelar di The Ritz-Carlton Ballroom, Pacific Place, Jakarta nanti malam ini memang boleh dibilang sangat istimewa. Karena konser ini memang khusus dipersembahkan untuk almarhum Chrisye, sekaligus juga bagi masyarakat penikmat dan pecinta musik di Tanah Air. Selain itu, tentu saja pagelaran musik ini adalah juga merupakan sebuah ungkapan rasa sayang dan cinta dari semua pendukung konser ini terhadap almarhum Chrisye.


Bentuk pertunjukan CLASSIC CHRISYE ini sendiri, adalah variety show dengan format musik yang orksetral. Dan dalam menghadirkan pengisi acara, Addie MS bersama timnya berusaha menampilkan artis dan musisi yang pernah bekerjasama dengan Chrisye di awal dan pertengahan karirnya, seperti Erros Djarot, Yockie Suryoprayogo, I Gusti Kompyang Raka, Vina Panduwinata, Oddie Agam, Memes, Utha Likumahuwa, Ahmad Albar, Noor Bersaudara, Armand Maulana, Dewa Budjana, serta artis-artis muda lainnya, seperti Sherina, Afgan, d'Cinnamons dan penyanyi cilik Wisanggeni.

Setiap pengisi acara, masing-masing akan membawakan 1 hingga 2 lagu. Di antara kumpulan lagu-lagu Chrisye yang akan dibawakan antara lain Lilin-Lilin Kecil, Chopin Larung, Smaradhana, Serasa, Merpati Putih, Galih dan Ratna, Lestariku, Hip-Hip Hura, Sendiri, Kisah Insani, Anak Jalanan, Sabda Alam, Juwita, dan Cintaku.



Konser CLASSIC CHRISYE ini memiliki bagian yang disebut Family Sequence. Alasannya, karena diakui Addie bahwa keluarga selalu ada di balik kesuksesan seseorang dan sering menjadi inspirasi dan alasan seseorang untuk berkarya lebih baik.

.Pada akhirnya, Addie MS, Merah Putih Showbiz, dan semua tim yang tergabung dalam konser CLASSIC CHRISYE ini mengajak masyarakat penikmat dan pecinta musik di Tanah Air untuk hadir pada tanggal 12 Oktober 2009, yang akan dimulai pada pukul 19.00 malam nanti bertempat di The Ritz-Carlton Ballroom, Pacific Place Jakarta, yang berkapasitas sebanyak 3000 orang.

Tiket dibagi menjadi empat kategori, yakni Platinum seharga Rp 1.500.000,-, Gold Rp 1.000.000,-, Silver seharga Rp 600.000,- dan Tribune seharga Rp 250.000,-

Bersama konser CLASSIC CHRISYE saatnya kita mengapresiasi karya-karya yang sangat memorable dari insan seni di Tanah Air, di mana salah satunya adalah karya dari almarhum yang memiliki nama asli Chrismansyah Rahadi yang meninggal dunia pada 30 Maret 2007 silam setelah berjuang melawan kanker paru-paru yang telah dideritanya sejak tahun 2005.
.

sayangnya aku ga bisa dateng ..hiks

Immortal Beloved



Beethoven's love letter is very famous and often quoted in literary media as well as television, movies, and commercials. Beethoven was known to love many women, and as his friend F.G. Wegeler once wrote, "Beethoven was never out of love." The letter was found amongst the composers things after his death. It was not addressed to anyone (no address, city, name...) nor was it dated with a year. It is unclear whether or not the letter was ever sent or sent and returned. All we know is that it was written on the 6th and 7th of July.
This biography of Ludwig van Beethoven builds its narrative around an actual letter found after his death, addressed only to the composer's "immortal beloved." The responsibility of discovering the mysterious person's identity falls to Beethoven's friend and secretary, who sets out on an investigation that soon becomes an exploration of the composer's life. Through recollections and scattered hints, we receive glimpses of Beethoven's relationships with women, particularly his close interaction with a pair of very different Countesses.

... 'Immortal Beloved' .... mungkin hanya sebagian orang tahu tentang film ini ... yaa maybe ..hhaha
Film ini adalah film klasik pertama yang aku tonton . Film ini aku tonton langsung sama bokap di Erasmus Huis Dutsh Hall ,Belanda *(kalo yang di Jakarta kan itu tempat konser di kuningan) uda lama siih aku nontonnya sekitar tahun 2006 ... gilaa ni film buat penontonnya sampe terharu biru termasuk aku ,saking sedihnya ..OMG!



if you have not read Beethoven's famous love letter, you're in for a real treat. You'll get to see a side of Beethoven that you may have never seen before .happiness all



Beethoven's Love Letter "My Eternally Beloved"


July 6th, in the morning

My angel, my all, my very self. - Only a few words today, and, what is more, written in pencil (and with your pencil)-I shan't be certain of my rooms here until tomorrow; what an unnecessary waste of time is all this--Why this profound sorrow, when necessity speaks--can our love endure without sacrifices, without our demanding everything from one another, can you alter the fact that you are not wholly mine, that I am not wholly yours?--Dear God, look at Nature in all her beauty and set your heart at rest about what must be--Love demands all, and rightly so, and thus it is for me with you, for you with me-- but you forget so easily that I must live for me and for you; if we were completely united, you would fee this painful necessity just as little as I do--My journey was dreadful and I did not arrive here until yesterday at four o'clock in the morning. As there were few horses the mail coach chose another route, but what a dreadful road it was; at the last state but one I was warned not to travel by night; attempts were made to frighten me about a forest, but all this only spurred me on to proceed--and it was wrong of me to do so.. The coach broke down, of course, owing to the dreadful road which had not been made up and was nothing but a country track. If we hadn't had those two postillions I should have been left stranded on the way--On the other ordinary road Esterhazy with eight horses met with the same fate as I did with four--Yet I felt to a certain extent that pleasure I always feel when I have overcome some difficulty successfully--Well, let me turn quickly from outer to inner experiences. No doubt we shall meet soon; and today also time fails me to tell you of the thoughts which during these last few days I have been revolving about my life--If our hearts were always closely united, I would certainly entertain no such thoughts. My hear overflows with a longing to tell you so many things--Oh--there are moments when I find that speech is quite inadequate--Be cheerful-- and be for ever my faithful, my only sweetheart, my all, as I am yours. The gods must send us everything else, whatever must and shall be our fate--
Your faithful
Ludwig


Monday evening, July 6th

You are suffering, you, my most precious one--I have noticed the very moment that letters have to be handed in very early, on Monday--or on Thursday--the only days when the mail coach goes from here to K[arlsbad].--You are suffering--Oh, where I am, you are with me--I will see to it that you and I, that I can live with you. What a life!!!! as it is now!!!! without you--pursued by the kindness of people here and there, a kindness that I think-that I wish to deserve just as little as I deserve it--man's homage to man--that pains me--and when I consider myself in the setting of the universe, what I am and what is the man--whom one calls the greatest of me--and yet--on the other hand therein lies the divine element in man==I weep when I think that probably you will not receive the first news of me until Saturday--However much you love me--good night--Since I am taking the baths I must get off to sleep--Dear God--so near! so far! Is not our love truly founded in heaven--and, what is more, as strongly cemented as the firmament of Heaven?--



Good morning, on July 7th

Even when I am in bed my thoughts rush to you, my eternally beloved, now and then joyfully, then again sadly, waiting to know whether Fate will hear our prayer--To face life I must live altogether with you or never see you. Yes, I am resolved to be a wanderer abroad until I can fly to your arms and say that I have found my true home with you and enfolded in your arms can let my soul be wafted to the realm on blessed spirits--alas, unfortunately it must be so--You will become composed, the more so as you know that I am faithful to you; no other woman can ever possess my heart--never--never--Oh God, why must one be separated from her who is so dear. Yet my life in V[ienna] at present is a miserable life--Your love has made me both the happiest and the unhappiest of mortals--At my age I now need stability and regularity in my life--can this coexist with our relationship?--Angel, I have just heard that the post goes every day--and therefore I must close, so that you may receive the letter immediately--Be calm; for only by calmly considering our lives can we achieve our purpose to live together--Be calm--love me--Today--yesterday--what
tearful longing for you--for you--you--my life--my all--all good wishes to you--Oh, do continue to love me--never misjudge your lover's most faithful heart.


ever yours

ever mine

ever ours




i hope i can to be a genius composser like beethoven

TONTON DEH FILMNYA ...